Sholihah, Imamatus (2022) Penggunaan Onḍhâgghâ Bhâsa Madhurâ dalam Interaksi Sosial di Desa Sokobanah Laok Sampang. Diploma thesis, Institut Agama Islam Negeri Madura.
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Cover_TBIN.pdf Download (224kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Lembar_Persetujuan_Pembimbing.pdf Download (98kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Lembar_Pengesahan_TBIN.pdf Download (250kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Abstrak_TBIN.pdf Download (228kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Daftar_Isi_TBIN.pdf Download (222kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_BAB I_TBIN.pdf Download (570kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_BAB II_TBIN.pdf Restricted to Repository staff only Download (520kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_BAB III_TBIN.pdf Restricted to Repository staff only Download (414kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_BAB IV_TBIN.pdf Download (661kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_BAB V_TBIN.pdf Restricted to Repository staff only Download (233kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Daftar_Pustaka_TBIN.pdf Download (386kB) |
|
Text
Imamatus Sholihah_18381072060_Surat_Pernyataan_Keaslian_Tulisan.pdf Download (123kB) |
Abstract
Kata Kunci: Onḍhâgghâ Bhâsa Madhurâ, Interaksi Sosial Onḍhâgghâ bhâsa merupakan tingkatan bahasa yang ada pada Bahasa Madura. Tingkatan bahasa dalam Bahasa Madura dianggap sebagai salah satu alat untuk mengukur kesopanan seseorang terhadap orang lain. Pemilihan penggunaan tingkatan bahasa ini disesuaikan dengan siapa yang menjadi mitra tutur dengan melihat, usia, jabatan atau tingkat sosial dari mitra tutur tersebut. Onḍhâgghâ bhâsa ini memiliki tiga tingkatan tingakatan kasar enjhâ’-iyâ, tingkatan tengah éngghi-enten, tingkatan halus éngghi-bhunten. Berdasarkan hal tersebut ada empat fokus penelitian yang menjadi acuan pada penelitian ini. Fokus yang (1) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (2) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (3) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghibhunten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? dan (4) Bagaimana keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi komunikasi. Data pada penelitian ini bersumber dari data peimer, yaitu data yang berasal dari interaksi sosial yang dilakukan masyarakat desa Sokobanah Laok, dan data sekunder yang bersumber dari dokumen dan beberapa buku yang relefan. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok yaitu digunakan oleh kedua orangtua yeng berbicara dengan anaknya, seorang saudara yang usianya lebih tua kepada saudaranya yang usianya lebih muda, digunakan seorang suami yang berbicara pada istrinya, dan digunakan seseorang yang berbicara pada teman akrabnya. Selain itu juga ditemukan digunakan oleh anak yang berbicara pada kedua orangtuanya. (2) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan oleh seorang anak yang berbicara pada kedua orangtuanya, dan digunakan oleh seseorang yang usianya lebih muda ketika berbicara kepada yang usianya lebih tua. Selain itu onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten di Desa Sokobanah Laok terkadang juga digunakan kepada siapapun tanpa melihat usia. (3) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-bhunten dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan seseorang ketika akan berbicara pada seorang kiyai, ustad dan tokohtokoh yang terpandang dalam masyarakat. (4) keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok tetap masih ada dan digunakan karena masyarakat menganggap dengan adanya onḍhâgghâ bhâsa bisa membedakan siapa mitra tutur, menjadi alat mengontrol sikap, dan salah satu budaya orang Madura yang harus tetap dijaga. Namun meskipun demikian tidak semua tingkatan dalam onḍhâgghâ bhâsa selalu digunakan. PenggunaanKata Kunci: Onḍhâgghâ Bhâsa Madhurâ, Interaksi Sosial Onḍhâgghâ bhâsa merupakan tingkatan bahasa yang ada pada Bahasa Madura. Tingkatan bahasa dalam Bahasa Madura dianggap sebagai salah satu alat untuk mengukur kesopanan seseorang terhadap orang lain. Pemilihan penggunaan tingkatan bahasa ini disesuaikan dengan siapa yang menjadi mitra tutur dengan melihat, usia, jabatan atau tingkat sosial dari mitra tutur tersebut. Onḍhâgghâ bhâsa ini memiliki tiga tingkatan tingakatan kasar enjhâ’-iyâ, tingkatan tengah éngghi-enten, tingkatan halus éngghi-bhunten. Berdasarkan hal tersebut ada empat fokus penelitian yang menjadi acuan pada penelitian ini. Fokus yang (1) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (2) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (3) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghibhunten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? dan (4) Bagaimana keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi komunikasi. Data pada penelitian ini bersumber dari data peimer, yaitu data yang berasal dari interaksi sosial yang dilakukan masyarakat desa Sokobanah Laok, dan data sekunder yang bersumber dari dokumen dan beberapa buku yang relefan. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok yaitu digunakan oleh kedua orangtua yeng berbicara dengan anaknya, seorang saudara yang usianya lebih tua kepada saudaranya yang usianya lebih muda, digunakan seorang suami yang berbicara pada istrinya, dan digunakan seseorang yang berbicara pada teman akrabnya. Selain itu juga ditemukan digunakan oleh anak yang berbicara pada kedua orangtuanya. (2) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan oleh seorang anak yang berbicara pada kedua orangtuanya, dan digunakan oleh seseorang yang usianya lebih muda ketika berbicara kepada yang usianya lebih tua. Selain itu onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten di Desa Sokobanah Laok terkadang juga digunakan kepada siapapun tanpa melihat usia. (3) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-bhunten dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan seseorang ketika akan berbicara pada seorang kiyai, ustad dan tokohtokoh yang terpandang dalam masyarakat. (4) keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok tetap masih ada dan digunakan karena masyarakat menganggap dengan adanya onḍhâgghâ bhâsa bisa membedakan siapa mitra tutur, menjadi alat mengontrol sikap, dan salah satu budaya orang Madura yang harus tetap dijaga. Namun meskipun demikian tidak semua tingkatan dalam onḍhâgghâ bhâsa selalu digunakan. Penggunaan Kata Kunci: Onḍhâgghâ Bhâsa Madhurâ, Interaksi Sosial Onḍhâgghâ bhâsa merupakan tingkatan bahasa yang ada pada Bahasa Madura. Tingkatan bahasa dalam Bahasa Madura dianggap sebagai salah satu alat untuk mengukur kesopanan seseorang terhadap orang lain. Pemilihan penggunaan tingkatan bahasa ini disesuaikan dengan siapa yang menjadi mitra tutur dengan melihat, usia, jabatan atau tingkat sosial dari mitra tutur tersebut. Onḍhâgghâ bhâsa ini memiliki tiga tingkatan tingakatan kasar enjhâ’-iyâ, tingkatan tengah éngghi-enten, tingkatan halus éngghi-bhunten. Berdasarkan hal tersebut ada empat fokus penelitian yang menjadi acuan pada penelitian ini. Fokus yang (1) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (2) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? (3) Bagaimana wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghibhunten dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? dan (4) Bagaimana keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi komunikasi. Data pada penelitian ini bersumber dari data peimer, yaitu data yang berasal dari interaksi sosial yang dilakukan masyarakat desa Sokobanah Laok, dan data sekunder yang bersumber dari dokumen dan beberapa buku yang relefan. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa enjhâ’-iyâ dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok yaitu digunakan oleh kedua orangtua yeng berbicara dengan anaknya, seorang saudara yang usianya lebih tua kepada saudaranya yang usianya lebih muda, digunakan seorang suami yang berbicara pada istrinya, dan digunakan seseorang yang berbicara pada teman akrabnya. Selain itu juga ditemukan digunakan oleh anak yang berbicara pada kedua orangtuanya. (2) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dalam interaksi sosial masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan oleh seorang anak yang berbicara pada kedua orangtuanya, dan digunakan oleh seseorang yang usianya lebih muda ketika berbicara kepada yang usianya lebih tua. Selain itu onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten di Desa Sokobanah Laok terkadang juga digunakan kepada siapapun tanpa melihat usia. (3) wujud penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-bhunten dalam interaksi masyarakat Desa Sokobanah Laok digunakan seseorang ketika akan berbicara pada seorang kiyai, ustad dan tokohtokoh yang terpandang dalam masyarakat. (4) keberadaan onḍhâgghâ bhâsa dalam interaksi sosial di Desa Sokobanah Laok tetap masih ada dan digunakan karena masyarakat menganggap dengan adanya onḍhâgghâ bhâsa bisa membedakan siapa mitra tutur, menjadi alat mengontrol sikap, dan salah satu budaya orang Madura yang harus tetap dijaga. Namun meskipun demikian tidak semua tingkatan dalam onḍhâgghâ bhâsa selalu digunakan. Penggunaan onḍhâgghâ bhâsa yang paling eksis adalah onḍhâgghâ bhâsa ejâ’-iyâ, karena dianggap merupakan tingkatan yang mudah digunakan dan dipahami serta menunjukan keakraban. Selain itu tingkatan Bahasa Madura yang masih digunakan, meskipun tidak seeksis tingkatan enjâ’-iyâ, adalah onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten, karena tidak semua memahami onḍhâgghâ bhâsa éngghi-enten dengan baik dan ada anggapan bahwa tingakatan ini hanya digunakan pada orang yang tidak akrab dan orang yang perlu dihormati. Sedangkan penggunaan onḍhâgghâ bhâsa éngghi-bhunten sudah mulai terkikis. Karena selain dianggap sulit untuk digunakan, juga dianggap hanya digunakan ketika akan berbicara dengan seorang yang terhormat seperti kiyai.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah > Tadris Bahasa Indonesia |
Depositing User: | Mr. Qori` wahyudi |
Date Deposited: | 05 Jul 2022 04:08 |
Last Modified: | 27 Jan 2023 08:25 |
URI: | http://etheses.iainmadura.ac.id/id/eprint/3434 |
Downloads
Downloads per month over past year
Origin of downloads
Actions (login required)
View Item |